Kadang, Kita Perlu Memblokir Seseorang

Semoga kita dipertemukan dengan seseorang yang membuat kita lupa tentang perihnya luka.
Semoga kita dipertemukan dengan seseorang yang akan membuat kita lupa tentang perihnya luka.

Kadang, kita perlu memblokir seseorang.
Bukan karena kita benci, tapi karena kita wajib menjaga mata, lisan, pikiran, dan hati.

Dari hal-hal yang menyakiti, dari hal-hal yang tidak seharusnya kita lihat, dengar, rasa, dan tanggapi.

Bahwa kita wajib menjaga lingkaran pertemanan agar tetap positive, bahwa kita juga bertanggung jawab atas diri kita sendiri, atas apa yang kita peroleh dari pertemanan yang kita miliki.

Berada diantara orang-orang positive, artinya, kita berkesempatan untuk mendapat manfaat-manfaat yang positive, agar kita juga bisa berkembang menjadi pribadi yang jauh lebih positive.

Kita adalah tuan atas diri kita sendiri, Kita berhak mengontrol siapa yang layak dijadikan teman, dan siapa yang hanya sekedar cukup dikenal saja, tidak perlu terlalu dekat, cukup dikenal saja. Karena baik buruknya kita, hanya beberapa yang benar-benar mau menerima kita, apa adanya.

Toh, ketika kita sedang berada dalam masa-masa sulit, tidak semua yang kita anggap teman adalah teman. Ada beberapa yang hanya bersedia menerima tawa-tawa kita, tanpa pernah mau mendengar, memahami, keluh kesah kita, kesulitan kita.

Ingat, tidak semua yang kita anggap teman adalah teman.

Kadang, kita terlalu gak enakan sama orang, sampai kita merasa sulit untuk menolak apa yang mereka inginkan.

Alih-alih menjaga perasaan orang tersebut, kita justru mengorbankan diri sendiri, mengesampingkan perasaan dan kepentingan sendiri.

Iya, jangan sampai kita berteman dengan orang-orang toxic. Kita berhak kok, berada di lingkaran pertemanan yang asyik, ligkaran pertemanan yang bersih, menyenangkan, jauh dari orang-orang toxic.

Posting Komentar

0 Komentar